Pengaruh
meningkatnya populasi penduduk terhadap kerusakan lingkungan.
Meningkatnya populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan perumahan, sehingga menyebabkan bertambahnya kebutuhan kayu dan banyak terjadi penebangan hutan secara liar. Adanya penebangan hutan secara liar dapat mengakibatkan erosi dan banjir. Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan pula bertambahnya penggunaan bahan bakar, hal tersebut dikhawatirkan menyebabkan persediaan sumber daya alam semakin menipis dan mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan merupakan dampak negative yang ditimbulkan oleh kepadatan populasi manusia serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya dalam bidang pertanian, penggunaan buatan dan obat-obat anti hama, ternyata dapat menimbulkan pencemaran air dan tanah.
Peningkatan populasi penduduk yang tidak terkendali
juga dapat merusak lingkungan:
1. Terjadinya
penebangan hutan untuk arel permukiman maupun areal pertanian. Penebangan hutan
yang tidak terkendali dapat menyebabkan bencana seperti banjir dan tanah
longsor. Disamping itu kekayaan atau sumber daya hayati di hutan itu akan hilang
akibat habitatnya terganggu.
2.
Meningkatnya jumlah populasi menyebabkan peningkatan jumlah kebutuhan pangan
sehingga dibukalah arel pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan. Di samping
itu tanah atau lahan pertanian dipaksa untuk menghasilkan jumlah pangan yang
dapat mencukupi kebutuhan penduduk. Akibatnya tanah sering dipupuk untuk
memperoleh hasil yang cukup. Pemupukan yang tidak terkendali dapat menyebabkan
tanah menjadi rusak karena terpolusi oleh pupuk buatan, sehingga lama-kelamaan
tanah tidak dapat ditanami kembali karena bersifat asam.
3. Penggunaan
pestisida secara berlebihan. Pestisida yang seharusnya menghilangkan atau
mematikan hama tanaman, teryata juga memusnahkan organisme-organisme lain yang
merupakan mata rantai dari jarring-jaring makanan.
4. Sampah
rumah tangga meningkat, sedangkan tempat pembuangan terbatas sehingga sampah
menjadi bertumpuk. Sampah yang bertumpuk merupakan pusat penyebaran penyakit
tertentu, misalnya tifus, kolera, dan disentri. Selain itu, sisa deterjen yang
tidak dapat dihancurkan atau diuraikan oleh mikroorganisme dapat mencemari air
sungai.
5. Jumlah
kendaraan bermotor yang semakin meningkat akan menyebabkan pencemaran udara yang
dapat mengganggu pernapasan.
6.
Perkembangan industri yang semakin pesat guna mengimbangi kebutuhan penduduk
dapat menimbulkan masalah pencemaran udara dan air. Pencemaran udara disebabkan
pembuangan zat-zat sisa dari hasil pembakaran yang tidak sempurna, seperti SO2
dan NOx. Pencemaran air terjadi karena limbah padat sering dibuang ke sungai
sehingga mengancam kesehatan penduduk sekitar.
Untuk memperbaiki keadaan lingkungan, penduduk
dihimbau untuk melakukan usaha-usaha berikut:
1. Menanam
tanaman di sekitar rumah agar oksigen yang dihasilkan tumbuhan melalui proses
fotosintesis bertambah dan udara menjadi segar.
2.
Meningkatkan kesadaran pada diri masyarakat agar mencintai lingkungannya.
3. Membuat
penampung kotoran yang tertutup agar tidak mencemari lingkungan.
4. Tidak
membuat rumah disekitar daerah industri.
5.
Memanfaatkan sampah untuk pupuk kompos atau didaur ulang untuk dijadikan benda
lain yang bermanfaat.
Pencemaran
Lingkungan
Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal itu menyebabkan kebutuhan akan
barang,jasa, dan tempat tinggal meningkat tajam dan menuntut tambahan sarana
dan prasarana untuk melayani keperluan masyarakat. Akan tetapi, alam memiliki
daya dukung lingkungan yang terbatas. Kebutuhan yang terus-menerus meningkat
tersebut pada gilirannya akan menyebabkan penggunaan sumber daya alam sulit
dikontrol. Pengurasan sumber daya alam yang tidak terkendali tersebut
mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi
kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan
rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik
tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan
bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh
tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan
ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan
berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan
kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya dukung
lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi
tidak terjamin.
Di daerah yang
padat, karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di tempat yang
tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran air dan
tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor
meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan
penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran
lingkungan dan kerusakan ekosistem.
Terbatasnya Ruang
Gerak
Suatu daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi
kalau tidak memperhatikan kesehatan lingkungan (sanitasi) dengan baik maka
keadaan lingkungan menjadi tidak nyaman bagi penduduknya. Di daerah dengan
kepadatan penduduk yang tinggi, umumnya rumah-rumah penduduk saling berdekatan
atau berhimpitan. Keadaan yang demikian menyebabkan terbatasnya ruang gerak. Akibatnya,
dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan penduduk. Misalnya penduduk
mudah terjangkit penyakit menular, kebutuhan udara bersih tidak terpenuhi, atau
banyaknya sampah rumah tangga yang tidak dibuang pada tempatnya.